RAJAWALI EMAS JILID 050
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh
Epul Saepul Rohman
“Hong Hong, jadi benarkah semua berita yang kudengar? Benarkah kau berubah menjadi iblis, membunuh Lian Bu Tojin sukongmu sendiri, merampas kedudukan ketua Hoa-san-pai, membunuh banyak orang tosu Hoa-san-pai, dan sekarang kulihat kau malah hendak membunuh Thio Ki? Hong Hong…, bagaimana kau bisa berubah begini….?”
Naik sedu-sedan dari dada Kwa Hong. Dua butir air mata menitik turun dan ia hanya dapat berbisik,
“Ayah….”
“Kau membunuh Suhu, malah membunuh Supek Lian Ti Tojin, mengusir Kui Lok dan Thio Bwee, melakukan perbuatan gila-gilaan di luar! Aku mendengar bahwa kau telah memiliki kepandaian yang luar biasa. Hemmm, sekarang aku Kwa Tin Siong ayahmu telah berada disini. Coba kau keluarkan kepandaianmu itu untuk membunuh ayahmu sendiri! Hayo, kau tunggu apa lagi?”
Suara Kwa Tin Siong yang tadinya bengis sekarang berubah serak mengandung penyesalan besar yang menusuk hatinya.
“Ayah….”
“Tak usah kau ragu-ragu. Lawanlah aku! Kau boleh mencoba membunuh ayahmu ini, kalau tidak akulah yang akan membunuhmu!”
“Ayah….!”
“Kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya takkan luntur selama dunia belum kiamat, akan tetapi kasih sayang seorang gagah selalu berdasarkan kebenaran dan keadilan! Demi kasih sayangnya, seorang ayah yang gagah takkan segan-segan menghukum anaknya sendiri yang menyeleweng dari keadilan dan kebenaran. Perbuatan-perbuatanmu melampaui segala garis, hukumannya hanyalah mati! Kalau aku tidak mampu menghukum mati kepadamu, lebih baik aku mati dalam tanganmu. Majulah!”
“Ayah….!”
Kemarahan Kwa Tin Siong memuncak. Keraguan anaknya ini dianggapnya sebagai sifat pengecut.
“Terimalah hukuman dariku!”
Ia membentak dan menerjang maju dengan tangan kanannya. Pukulan yang ia lakukan adalah pukulan Hoa-san-pai yang hebat, pukulan penuh tenaga Iwee-kang yang akan dapat membikin pecah sebuah batu besar. Maksudnya hendak membunuh anaknya dengan sekali pukul agar lekas selesai urusan yang menghancurkan hatinya itu. Juga pukulan ini adalah jurus yang disebut Pukulan Dewa Mabuk yang biasa dipergunakan kalau keadaan sudah amat terdesak sehingga tak ada jalan keluar lagi.
Biarpun amat hebat dan berbahaya bagi yang diserang, namun tidak kurang berbahayanya bagi yang menyerang sendiri karena sekali dapat dielakkan atau ditangkis, kedudukan Si Penyerang menjadi lemah dan tidak terjaga sehingga mudah dirobohkan lawan yang mampu menghindarkan pukulan ini.
Akan tetapi, alangkah kaget hati Kwa Tin Siong ketika melihat betapa puterinya itu sama sekali tidak mengelak! Betapapun marahnya terhadap anaknya ini, tadi Kwa Tin Siong sengaja melakukan pukulan ini karena ia sudah mendengar betapa lihai Kwa Hong sehingga gurunya sendiri, Lian Bu Tojin, tak mampu melawannya. Tentu ia sudah memperhitungkan bahwa Kwa Hong pasti akan dapat menghindarkan serangan ini dan berbalik akan merobohkannya.
Ia rela mati di tangan anaknya untuk menebus dosa yang diperbuat oleh Kwa Hong. Demikian sucinya kasih sayang orang tua ini terhadap puterinya. Oleh karena inilah maka ia kaget sekali ketika pukulannya sama sekali tidak ditangkis maupun dielakkan oleh Kwa Hong yang menerimanya dengan mata meram! Untuk menarik kembali pukulan itu tidak mungkin lagi.
Tiba-tiba bayangan kuning emas menyambar dan tepat pada saat pukulan Kwa Tin Siong mengenai tubuh Kwa Hong, jago Hoa-san-pai ini terlempar ke belakang karena dipukul sayap rajawali emas.
Kwa Hong terjengkang roboh dan nyawanya tertolong oleh serbuan rajawali emas itu sehingga pukulan ayahnya hanya mempunyai kekuatan setengahnya saja. Sambil melengking keras rajawali itu mengamuk, menerjang dengan marah kearah Kwa Tin Siong yang terlempar empat meter lebih jauhnya.
Akan tetapi sambil membentak marah Liem Sian Hwa sudah menerjang maju dengan pedang ditangan. Wanita muda ini berjuluk Kiam-eng-cu (Bayangan Pedang), gerakannya gesit bukan main dan permainan pedangnya lihai sekali. Biarpun serangannya dapat dielakkan oieh burung itu, namun ia berhasii menyelamatkan suaminya dari cengkeraman kim-tiauw.
Sementara itu, para tosu serentak bangkit dan mengeroyok dengan pedang mereka. Juga Kwa Tin Siong yang tidak terluka berat, sudah bangun dan menyambar pedang Hoa-san Po-kiam yang jatuh dari tangan Kwa Hong. Sekarang burung itu dikeroyok oleh Kwa Tin Siong, Liem Sian Hwa dan puluhan orang tosu Hoa-san-pai.
Hujan pedang menyambar ke arah tubuh kim-tiauw yang melawan dengan hebat sekali. Setiap kali sayapnya menampar, sedikitnya ada dua orang tosu roboh, patuk dan cakarnya sudah membinasakan banyak lawan.
Namun jumlah pengeroyoknya terlampau banyak sehingga setiap kali ada pedang mengenai tubuhnya, beberapa helai bulu rontok beterbangan. Juga pedang di tangan Liem Sian Hwa telah berhasil melukai kakinya sehingga mengeluarkan darah. Namun burung itu terus mengamuk dan sekali lagi Kwa Tin Siong yang agaknya paling ia benci itu terpukul roboh oleh kibasan sayapnya yang lihai.
Tiba-tiba Kwa Hong yang sudah siuman kembali mengeluarkan bunyi melengking panjang. Rajawali itu cepat menyambar tubuh Kwa Hong, dicengkeramnya baju di bagian punggung dan membawa nonanya itu terbang pergi dengan kecepatan yang luar biasa.
Kwa Tin Siong, Liem Sian Hwa dan para tosu hanya dapat berdongak memandang dengan penuh kengerian dan kekaguman sampai burung itu lenyap dari pandangan mata. Kwa Tin Siong menarik napas panjang ketika melihat betapa dalam pertempuran yang hanya sebentar itu ada delapan orang tosu yang tewas dan banyak yang terluka!
Pertemuan ini mendatangkan banjir air mata dan Kwa Tin Siong tak dapat menolak ketika para tosu mengangkatnya sebagai ketua Hoa-san-pai. Ketika Kwa Tin Siong mendengar tentang Lee Giok yang katanyapun terbunuh oleh Kwa Hong, ia menggigit bibirnya dan menghibur Thio Ki.
“Dia terlampau lihai,” katanya. “Baru burungnya saja tak terlawan oleh kita, untungnya tadi dia tidak berani melawanku. Andaikata dia turun tangan, kita semua kiranya takkan dapat hidup lagi.”
Semenjak saat itu Kwa Tin Siong memimpin para tosu dan memperhebat latihan ilmu silat diantara para murid Hoa-san-pai untuk menjaga kalau-kalau kelak terjadi penyerbuan ke Hoa-san-pai. Juga Thio Ki tekun memperdalanm ilmu silatnya.
Kwa Tin Siong berusaha menyelidiki dengan menyebar para tosu untuk menyatakan kebenaran berita tentang Lee Giok, lupa berusaha mencari Li Cu dan Beng San yang mereka harapkan akan dapat memberi keterangan tentang isteri Thio Ki itu.
Akan tetapi semua usahanya sia-sia belaka. Akhirnya karena putus asa, Thio Ki malah meninggalkan keduniaan dan masuk menjadi seorang tosu. Ia sekarang tekun mempelajari Agama To sambil memperdalam ilmu silatnya dibawah pimpinan Kwa Tin Siong dan Liem Sian Hwa.
Dibawah pimpinan suami isteri perkasa ini, lambat laun Hoa-san-pai mendapatkan kembali keangkerannya dan merupakan partai persilatan yang kuat. Hanya terdapat satu hal yang aneh, yaitu pada diri Kwa Kun Hong, putera Kwa Tin Siong dan Liem Sian Hwa.
Kiranya semua orang akan menduga bahwa suami isteri ini tentu akan memberi gemblengan istimewa kepada putera mereka agar kelak menjadi seorang yang berkepandaian tinggi dan gagah perkasa. Namun dugaan ini keliru.
Mungkin sekali karena melihat akibat pada diri puterinya, Kwa Hong, maka ketua Hoa-san-pai itu agaknya merasa kuatir kalau-kalau puteranya kelakpun akan mengalami nasib buruk karena pandai ilmu silat. Ia sama sekali tidak melatih ilmu silat kepada Kun Hong, sebaliknya melatih bun (ilmu ksusastraan) dan tentang agama!
********
Next>>
Postingan populer dari blog ini
RAJA PEDANG (BAGIAN PERTAMA SERIAL RAJA PEDANG)
Oleh
Epul Saepul Rohman
JILID 01 JILID 02 JILID 03 JILID 04 JILID 05 JILID 06 JILID 07 JILID 08 JILID 09 JILID 10 JILID 11 JILID 12 JILID 13 JILID 14 JILID 15 JILID 16 JILID 17 JILID 18 JILID 19 JILID 20 JILID 21 JILID 22 JILID 23 JILID 24 JILID 25 JILID 26 JILID 27 JILID 28 JILID 29 JILID 30 JILID 31 JILID 32 JILID 33 JILID 34 JILID 35 JILID 36 JILID 37 JILID 38 JILID 39 JILID 40 JILID 41 JILID 42 JILID 43 JILID 44 JILID 45 JILID 46 JILID 47 JILID 48 JILID 49 JILID 50 JILID 51 JILID 52 JILID 53 JILID 54 JILID 55 JILID 56 JILID 57 JILID 58 JILID 59 JILID 60 JILID 61 JILID 62 JILID 63 JILID 64 JILID 65 JILID 66 JILID 67 JILID 68 JILID 69 JILID 70 JILID 71 JILID 72 JILID 73 JILID 74 JILID 75 JILID 76 JILID 77 JILID 78 JILID 79 JILID 80 JILID 81 JILID 82 JILID 83 JILID 84 JILID 85 JILID 86 JILID 87 JILID 88 JILID 89 JILID 90 JILID 91 JILID 92 JILID 93 JILID 94 JILID 95 JILID 96 JILID 97 JILID 98 JILID 99 JILID 100 JILID 101 J
RAJAWALI EMAS (BAGIAN KE-2 SERIAL RAJA PEDANG)
Oleh
Epul Saepul Rohman
SERI SEBELUMNY JILID 001 JILID 002 JILID 003 JILID 004 JILID 005 JILID 006 JILID 007 JILID 008 JILID 009 JILID 010 JILID 011 JILID 012 JILID 013 JILID 014 JILID 015 JILID 016 JILID 017 JILID 018 JILID 019 JILID 020 JILID 021 JILID 022 JILID 023 JILID 024 JILID 025 JILID 026 JILID 027 JILID 028 JILID 029 JILID 030 JILID 031 JILID 032 JILID 033 JILID 034 JILID 035 JILID 036 JILID 037 JILID 038 JILID 039 JILID 040 JILID 041 JILID 042 JILID 043 JILID 044 JILID 045 JILID 046 JILID 047 JILID 048 JILID 049 JILID 050 JILID 051 JILID 052 JILID 053 JILID 054 JILID 055 JILID 056 JILID 057 JILID 058 JILID 059 JILID 060 JILID 061 JILID 062 JILID 063 JILID 064 JILID 065 JILID 066 JILID 067 JILID 068 JILID 069 JILID 070 JILID 071 JILID 072 JILID 073 JILID 074 JILID 075 JILID 076 JILID 077 JILID 078 JILID 079 JILID 080 JILID 081 JILID 082 JILID 083 JILID 084 JILID 085 JILID 086 JILID 087 JILID 088 JILID 089 JILI
JAKA LOLA (BAGIAN KE-4 SERIAL RAJA PEDANG)
Oleh
Epul Saepul Rohman
SERI SEBELUMNYA JILID 001 JILID 002 JILID 003 JILID 004 JILID 005 JILID 006 JILID 007 JILID 008 JILID 009 JILID 010 JILID 011 JILID 012 JILID 013 JILID 014 JILID 015 JILID 016 JILID 017 JILID 018 JILID 019 JILID 020 JILID 021 JILID 022 JILID 023 JILID 024 JILID 025 JILID 026 JILID 027 JILID 028 JILID 029 JILID 030 JILID 031 JILID 032 JILID 033 JILID 034 JILID 035 JILID 036 JILID 037 JILID 038 JILID 039 JILID 040 JILID 041 JILID 042 JILID 043 JILID 044 JILID 045 JILID 046 JILID 047 JILID 048 JILID 049 JILID 050 JILID 051 JILID 052 JILID 053 JILID 054 JILID 055 JILID 056 JILID 057 JILID 058 JILID 059 JILID 060 JILID 061 JILID 062 JILID 063 JILID 064 JILID 065 JILID 066 JILID 067 JILID 068 JILID 069 JILID 070 JILID 071 JILID 072 JILID 073 JILID 074 JILID 075 JILID 076 JILID 077 JILID 078 JILID 079 JILID 080 JILID 081 JILID 082 JILID 083 JILID 084 JILID 085 JILID 086 JILID 087 JILID 088 JILID 089 JILID 090 JILID 091 JILID 092 JILID 093 JILID 094 JILID 095 JILID 096 JILID 097 JILID 098 JILI